SHARE
Home > News > Features > Bermain Game Termasuk Gangguan Mental? Kok Bisa Sih?

Bermain Game Termasuk Gangguan Mental? Kok Bisa Sih?

12 March 2019 17:33 WIB Features

Bermain game termasuk salah satu kegiatan untuk menghilangkan stress atau refreshing. Selain itu, bermain game juga dapat dilakukan di mana saja baik lewat komputer maupun gadget. Bahkan bisa membuat orang kecanduan, lupa waktu, bahkan lupa diri.

Tapi, apakah benar bermain game itu termasuk gangguan mental? Franky Yusman, Konseler dari Yayasan Busur Emas, Karawaci mengatakan bahwa bermain game itu seperti koin. “Bermain game dapat diistilahkan menjadi koin. Maksudnya adalah koin yang memiliki dua sisi yang berbeda. Bermain game pun sama, ada positif dan ada negatif, bisa dibilang kawan dan lawan,” jelasnya.

Sekitar bulan Juni atau Juli 2018, organisasi kesehatan dunia, WHO telah menetapkan kalau kecanduan bermain game sebagai salah satu penyakit gangguan mental (penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan). Penyakit ini sudah menjadi trend dunia dan menjadi hal yang penting. Gangguan bisa didefinisikan sebagai kombinasi dari afektif, kognitif, perilaku atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.

Di bawah ini merupakan kategori sebagai gangguan mental (Gaming Disorder) seperti apa gejalanya dari WHO:

  1. Tidak bisa mengendalikan kebiasaan atau bermain secara berlebihan, baik dari sisi frekuensi, durasi, maupun intensitas dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari,
  2. Lebih memprioritaskan bermain game di atas kegiatan lainnya, misalnya: ada tugas seharusnya di selesaikan terlebih dahulu, tapi lebih memilih main game, pekerjaan yang dapat di selesaikan dalam satu jam, tapi selesai dua atau tiga jam lebih, dan
  3. Tetap melanjutkan permainan meskipun pengidap sadar jika gejala atau dampak negatif muncul dalam tubuhnya. Misalnya: ada orang yang tidak pulang dua hari karena main game atau sudah merasa lapar, tapi berpikir ‘tanggung’ atau ‘sebentar lagi selesai’ akhirnya jadi melewatkan jam makan.

Ketiga gejala ini yang terjadi baru bisa di tetapkan bahwa kecanduan game termasuk gangguan mental atau jiwa. WHO mengatakan bahwa ketiga hal tersebut harus terjadi, harus terlihat selama setahun sebelum diagnosis dibuat, berdasarkan arahan WHO penyembuhan gangguan gaming disorder harus dilakukan kurang lebih 12 bulan dengan arahan psikiater, jadi berlangsung minimal satu tahun.

Wah, apakah kalian salah satunya. Jadi, kalau mau bermain game jangan lupa untuk inget waktu yaa. Jangan sampai kalian menjadi anti-sosial hanya karena keasyikan dengan dunia sendiri. Sella Eliadita

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Bermain Game Termasuk Gangguan Mental? Kok Bisa Sih?

Bermain Game Termasuk Gangguan Mental? Kok Bisa Sih?

12 March 2019 17:33 WIB
Features

Bermain game termasuk salah satu kegiatan untuk menghilangkan stress atau refreshing. Selain itu, bermain game juga dapat dilakukan di mana saja baik lewat komputer maupun gadget. Bahkan bisa membuat orang kecanduan, lupa waktu, bahkan lupa diri.

Tapi, apakah benar bermain game itu termasuk gangguan mental? Franky Yusman, Konseler dari Yayasan Busur Emas, Karawaci mengatakan bahwa bermain game itu seperti koin. “Bermain game dapat diistilahkan menjadi koin. Maksudnya adalah koin yang memiliki dua sisi yang berbeda. Bermain game pun sama, ada positif dan ada negatif, bisa dibilang kawan dan lawan,” jelasnya.

Sekitar bulan Juni atau Juli 2018, organisasi kesehatan dunia, WHO telah menetapkan kalau kecanduan bermain game sebagai salah satu penyakit gangguan mental (penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan). Penyakit ini sudah menjadi trend dunia dan menjadi hal yang penting. Gangguan bisa didefinisikan sebagai kombinasi dari afektif, kognitif, perilaku atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.

Di bawah ini merupakan kategori sebagai gangguan mental (Gaming Disorder) seperti apa gejalanya dari WHO:

  1. Tidak bisa mengendalikan kebiasaan atau bermain secara berlebihan, baik dari sisi frekuensi, durasi, maupun intensitas dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari,
  2. Lebih memprioritaskan bermain game di atas kegiatan lainnya, misalnya: ada tugas seharusnya di selesaikan terlebih dahulu, tapi lebih memilih main game, pekerjaan yang dapat di selesaikan dalam satu jam, tapi selesai dua atau tiga jam lebih, dan
  3. Tetap melanjutkan permainan meskipun pengidap sadar jika gejala atau dampak negatif muncul dalam tubuhnya. Misalnya: ada orang yang tidak pulang dua hari karena main game atau sudah merasa lapar, tapi berpikir ‘tanggung’ atau ‘sebentar lagi selesai’ akhirnya jadi melewatkan jam makan.

Ketiga gejala ini yang terjadi baru bisa di tetapkan bahwa kecanduan game termasuk gangguan mental atau jiwa. WHO mengatakan bahwa ketiga hal tersebut harus terjadi, harus terlihat selama setahun sebelum diagnosis dibuat, berdasarkan arahan WHO penyembuhan gangguan gaming disorder harus dilakukan kurang lebih 12 bulan dengan arahan psikiater, jadi berlangsung minimal satu tahun.

Wah, apakah kalian salah satunya. Jadi, kalau mau bermain game jangan lupa untuk inget waktu yaa. Jangan sampai kalian menjadi anti-sosial hanya karena keasyikan dengan dunia sendiri. Sella Eliadita

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!