SHARE
Home > News > Features > Cermati! 10 Kekeliruan Cara Menggunakan Media Sosial Ketika Bisnis

Cermati! 10 Kekeliruan Cara Menggunakan Media Sosial Ketika Bisnis

23 August 2020 17:50 WIB Media Sosial Features

Bisnis online merupakan salah satu strategi bisnis yang jitu dalam kemajuan era digital saat ini. Selain tidak dibutuhkan modal yang banyak ketika memulainya, bisnis online juga bisa dilakukan oleh semua kalangan, apapun jenis produknya dan bagaimana menentukan segmentasi produk yang akan menjadi target penjualan, bisa dimaksimalkan dengan pemasaran secara online.

Media sosial bisa menjadi salah satu cara promosi yang paling ampuh untuk membentuk branding hingga meningkatkan basis pelanggan yang tepat, dengan berbagai fitur yang ada pada jenis media sosialnya masing-masing. Namun tidak semua pemilik bisnis paham menggunakan serta mengoptimasi media sosial terebut.

Jika semua pemilik bisnis memahami fungsi media sosial, maka kita berpeluang untuk meraup keuntungan yang besar. Selain memahami fungsi tentunya banyak hal yang harus dicermati agar penggunaan media sosial untuk bisnis menjadi tepat guna.

Pada artikel sebelumnya Side sudah merangkum tentang perbedaan paid promote dan endorse, tips paid promote dan endorse hingga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bisnis saat pandemi. Dilansir dari beberapa sumber kali ini Side akan membahas apa saja kekeliruan penggunaan media sosial bagi pelaku bisnis.

1. Tidak memiliki strategi

Strategi sangat penting untuk memasarkan bisnis (Mark Fletcher/Unsplash)

Jangan sampai salah mengelola media sosial dalam menargetkan audience, kita harus mampu menyusun strategi yang tepat karena hal ini sangatlah penting sebagai pondasi bisnis di media sosial yang kita bangun.

Strategi dalam media sosial tidak melulu dengan cara aktif posting setiap hari, strategi media sosial yang efektif, kita harus tahu apa yang menjadi tindakan calon konsumen ketika mereka menemukan akun media sosial kita. hal ini akan membuat kita mampu dalam menentukan konten-konten apa yang dibuat sesuai kesukaan konsumen kita.

2. Berpikir semua media sosial adalah sama

Setiap platform media sosial memiliki karakteristik audience yang berbeda (Dole777/Unsplash)

Banyak pelaku bisnis serta brand besar yang menganggap semua platform media sosial adalah sama. Hingga tim media sosialnya melakukan posting konten yang sama dalam jenis media sosial yang berbeda. Ini termasuk kekeliruan yang sering dilakukan oleh setiap orang yang menggunakan media sosial dalam berbisnis.

Setiap media sosial punya keunikan tersendiri, Setiap jenis platform media sosial memiliki fitur dan dan karakteristik yang berbeda, cara pemasaran, audience, demografi, perilaku dan minat yang berbeda pula. Sehingga kita harus meramu campaign yang tepat di setiap media sosial yang berbeda.

3. Terlalu banyak menggunakan media sosial

Banyak mengelola media sosial untuk berbisnis bisa menghilangkan fokus karena kewalahan (Marvin Meyer/Unsplash)

Kekeliruan selanjutnya banyak yang beranggapan untuk mendapatkan pelanggan dari berbagai sumber, tandanya harus menggunakan semua channel media sosial. Sebenarnya cara ini tidak salah, namun kembali kepada kita apakah sanggup mengelola semua media sosial tersebut?

Jika langkah ini dijalankan, kita harus siap, dalam arti jangan sampai kewalahan dan kehilangan fokus. Walaupun hal ini mampu meningkatkan branding dan mendapatkan order yang banyak.

Untuk mengelola bisnis di dalam media sosial, banyak hal yang perlu diperhatikan, keliru jika hanya sekedar posting. Kita harus mampu menangani 'kebisingan' seperti komentar negatif, membalas komentar dengan cepat, meningkatkan engagement dan memberikan gimmick pada para calon pembeli.

Jika kita tidak bisa fokus, cobalah untuk memanfaatkan satu atau dua media sosial yang ada.

4. Selalu pantau analytics

Memantau analytics dapat dilakukan secara berkala berdasarkan waktu campaign yang dipublikasi melalui media sosial (Adeolu/Unsplash)

Menggunakan media sosial tidak hanya demi mendapatkan followers dan posting konten. Justru kita harus memantau analytics media sosial agar mengetahui seberapa besar, berhasil atau tidaknya posting konten yang sudah kita buat.

Apakah posting konten atau iklan yang kita buat tepat, jika tidak campaign selanjutnya harus dirubah agar lebih optimal dan tepat sasaran.

5. Meniru ide konten dari kompetitor lain

Menciptakan ide untuk konten amatlah penting untuk menyesuaikan target penjualan (Dayrit/Unsplash)

Seringkali terjadi ketika kita kehabisan ide untuk konten dalam berbisnis di media sosial, lalu mencontek postingan brand lain. Jangan melakukan hal ini karena kita harus mampu membuat target market selalu penasaran dengan konten media sosial yang kita buat dan harus menjadi ciri khas tersendiri.

Beranikan diri untuk membuat segala konten, foto, video, caption atau deskripsi yang unik dan berbeda dengan kompetitor agar lebih meningkatkan keterlibatan pengguna produk bisnis yang kita pasarkan.

6. Membeli Followers padahal tidak aktif

Fake followers tidak bisa memberikan komentar dan like secara aktif (Prateek/Unsplash)

Kekeliruan berikutnya adalah membeli followers, followers asli atau organic akan hadir jika mereka merasakan konten yang diproduksi oleh pelaku bisnis di media sosial sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sedangkan membeli followers adalah cara yang keliru karena followers yang kita beli tidaklah aktif secara respon terhadap konten yang dipublikasikan. Kadangkala hal ini akan membuat reputasi brand kita menurun dan ditinggalkan oleh para calon pembeli.

7. Tidak membalas pesan atau komentar dari audience

Berikan respon atas komentar dan pesan dari audience sebagai salah satu cara meningkatkan engagement (George/ Unsplash)

Banyak para pelaku bisnis di media sosial enggan membalas komentar dan pesan yang dikirim oleh audience. Padahal ini adalah poin penting yang harus dijalankan demi menjawab pertanyaan calon konsumen yang membutuhkan penjelasan atas produk atau konten yang kita posting.

Setiap komentar yang kita dapatkan pada media sosial merupakan peluang yang kita dapatkan untuk meningkatkan pelayanan serta engagement kita dengan audience atau calon pembeli. Bahkan dapat menumbuhkan pengikut lainnya di media sosial yang kita miliki.

8. Memberikan Endorse yang tidak sesuai pada bidangnya

Berikan Endorse kepada mereka yang memiliki kesamaan dengan produk kita agar tepat sasaran ketika melakukan promo (Charles/Unsplash)

Melakukan atau memberikan endorse kepada akun artis dengan jumlah followers yang banyak kadang-kadang juga tidak tepat sasaran. Kita harus mampu memilah-milih orang yang ingin kita berikan endorse, dimana harus memiliki hal yang identik terhadap produk yang kita jual.

Apabila dicermati endorser juga memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan bidang yang mereka geluti atau sukai. Kenali siapa yang ingin kita berika endorse, sesuai atau tidak, apakah dia bisa memahami produk kita jika dilibatkan dalam suatu promosi, apakah followersnya sesuai juga dengan jenis produk yang kita jual.

9. Tidak menggunakan fitur promosi berbayar

Fitur promosi berbayar membuat pengguna Instagram menjangkau lebih luas, tidak hanya terbatas kepada followers account kamu saja (Launchpresso/Unsplash)

Fitur promosi berbayar seringkali dilupakan. Jika kita memahami manfaatnya, fitur ini justru bisa menolong kita untuk memasarkan suatu produk lebih spesifik lagi. Fitur ini berpeluang agar kita mendapatkan keuntungan karena mampu menjangkau audience lebih jauh.

Cobalah menggunakan fitur promosi berbayar yang ada pada Instagram dan Facebook agar promosi bisa lebih maksimal.

10. Jangan selalu jualan

Sisispkan beragam konten menarik agar konsumen merasa nyaman (Markus/Unsplash)

Jangan jadikan media sosial selalu untuk berjualan, masih ada hal penting lainnya yang harus diperhatikan. Jalinlah hubungan baik dengan konsumen maupun calon konsumen. Sisipkan konten yang menghibur, yang mengedukasi serta informatif soal bisnis yang kita jalani.

Dengan begitu konsumen akan merasa nyaman berada di akun bisnis kita, jadikan juga media sosial sebagai tempat bersosialisasi antara penjual dengan pembeli agar para calon konsumen dan konsumen tercipta kepercayaan terhadap bisnis kita.


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Cermati! 10 Kekeliruan Cara Menggunakan Media Sosial Ketika Bisnis

Cermati! 10 Kekeliruan Cara Menggunakan Media Sosial Ketika Bisnis

23 August 2020 17:50 WIB
Media Sosial Features

Bisnis online merupakan salah satu strategi bisnis yang jitu dalam kemajuan era digital saat ini. Selain tidak dibutuhkan modal yang banyak ketika memulainya, bisnis online juga bisa dilakukan oleh semua kalangan, apapun jenis produknya dan bagaimana menentukan segmentasi produk yang akan menjadi target penjualan, bisa dimaksimalkan dengan pemasaran secara online.

Media sosial bisa menjadi salah satu cara promosi yang paling ampuh untuk membentuk branding hingga meningkatkan basis pelanggan yang tepat, dengan berbagai fitur yang ada pada jenis media sosialnya masing-masing. Namun tidak semua pemilik bisnis paham menggunakan serta mengoptimasi media sosial terebut.

Jika semua pemilik bisnis memahami fungsi media sosial, maka kita berpeluang untuk meraup keuntungan yang besar. Selain memahami fungsi tentunya banyak hal yang harus dicermati agar penggunaan media sosial untuk bisnis menjadi tepat guna.

Pada artikel sebelumnya Side sudah merangkum tentang perbedaan paid promote dan endorse, tips paid promote dan endorse hingga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bisnis saat pandemi. Dilansir dari beberapa sumber kali ini Side akan membahas apa saja kekeliruan penggunaan media sosial bagi pelaku bisnis.

1. Tidak memiliki strategi

Strategi sangat penting untuk memasarkan bisnis (Mark Fletcher/Unsplash)

Jangan sampai salah mengelola media sosial dalam menargetkan audience, kita harus mampu menyusun strategi yang tepat karena hal ini sangatlah penting sebagai pondasi bisnis di media sosial yang kita bangun.

Strategi dalam media sosial tidak melulu dengan cara aktif posting setiap hari, strategi media sosial yang efektif, kita harus tahu apa yang menjadi tindakan calon konsumen ketika mereka menemukan akun media sosial kita. hal ini akan membuat kita mampu dalam menentukan konten-konten apa yang dibuat sesuai kesukaan konsumen kita.

2. Berpikir semua media sosial adalah sama

Setiap platform media sosial memiliki karakteristik audience yang berbeda (Dole777/Unsplash)

Banyak pelaku bisnis serta brand besar yang menganggap semua platform media sosial adalah sama. Hingga tim media sosialnya melakukan posting konten yang sama dalam jenis media sosial yang berbeda. Ini termasuk kekeliruan yang sering dilakukan oleh setiap orang yang menggunakan media sosial dalam berbisnis.

Setiap media sosial punya keunikan tersendiri, Setiap jenis platform media sosial memiliki fitur dan dan karakteristik yang berbeda, cara pemasaran, audience, demografi, perilaku dan minat yang berbeda pula. Sehingga kita harus meramu campaign yang tepat di setiap media sosial yang berbeda.

3. Terlalu banyak menggunakan media sosial

Banyak mengelola media sosial untuk berbisnis bisa menghilangkan fokus karena kewalahan (Marvin Meyer/Unsplash)

Kekeliruan selanjutnya banyak yang beranggapan untuk mendapatkan pelanggan dari berbagai sumber, tandanya harus menggunakan semua channel media sosial. Sebenarnya cara ini tidak salah, namun kembali kepada kita apakah sanggup mengelola semua media sosial tersebut?

Jika langkah ini dijalankan, kita harus siap, dalam arti jangan sampai kewalahan dan kehilangan fokus. Walaupun hal ini mampu meningkatkan branding dan mendapatkan order yang banyak.

Untuk mengelola bisnis di dalam media sosial, banyak hal yang perlu diperhatikan, keliru jika hanya sekedar posting. Kita harus mampu menangani 'kebisingan' seperti komentar negatif, membalas komentar dengan cepat, meningkatkan engagement dan memberikan gimmick pada para calon pembeli.

Jika kita tidak bisa fokus, cobalah untuk memanfaatkan satu atau dua media sosial yang ada.

4. Selalu pantau analytics

Memantau analytics dapat dilakukan secara berkala berdasarkan waktu campaign yang dipublikasi melalui media sosial (Adeolu/Unsplash)

Menggunakan media sosial tidak hanya demi mendapatkan followers dan posting konten. Justru kita harus memantau analytics media sosial agar mengetahui seberapa besar, berhasil atau tidaknya posting konten yang sudah kita buat.

Apakah posting konten atau iklan yang kita buat tepat, jika tidak campaign selanjutnya harus dirubah agar lebih optimal dan tepat sasaran.

5. Meniru ide konten dari kompetitor lain

Menciptakan ide untuk konten amatlah penting untuk menyesuaikan target penjualan (Dayrit/Unsplash)

Seringkali terjadi ketika kita kehabisan ide untuk konten dalam berbisnis di media sosial, lalu mencontek postingan brand lain. Jangan melakukan hal ini karena kita harus mampu membuat target market selalu penasaran dengan konten media sosial yang kita buat dan harus menjadi ciri khas tersendiri.

Beranikan diri untuk membuat segala konten, foto, video, caption atau deskripsi yang unik dan berbeda dengan kompetitor agar lebih meningkatkan keterlibatan pengguna produk bisnis yang kita pasarkan.

6. Membeli Followers padahal tidak aktif

Fake followers tidak bisa memberikan komentar dan like secara aktif (Prateek/Unsplash)

Kekeliruan berikutnya adalah membeli followers, followers asli atau organic akan hadir jika mereka merasakan konten yang diproduksi oleh pelaku bisnis di media sosial sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sedangkan membeli followers adalah cara yang keliru karena followers yang kita beli tidaklah aktif secara respon terhadap konten yang dipublikasikan. Kadangkala hal ini akan membuat reputasi brand kita menurun dan ditinggalkan oleh para calon pembeli.

7. Tidak membalas pesan atau komentar dari audience

Berikan respon atas komentar dan pesan dari audience sebagai salah satu cara meningkatkan engagement (George/ Unsplash)

Banyak para pelaku bisnis di media sosial enggan membalas komentar dan pesan yang dikirim oleh audience. Padahal ini adalah poin penting yang harus dijalankan demi menjawab pertanyaan calon konsumen yang membutuhkan penjelasan atas produk atau konten yang kita posting.

Setiap komentar yang kita dapatkan pada media sosial merupakan peluang yang kita dapatkan untuk meningkatkan pelayanan serta engagement kita dengan audience atau calon pembeli. Bahkan dapat menumbuhkan pengikut lainnya di media sosial yang kita miliki.

8. Memberikan Endorse yang tidak sesuai pada bidangnya

Berikan Endorse kepada mereka yang memiliki kesamaan dengan produk kita agar tepat sasaran ketika melakukan promo (Charles/Unsplash)

Melakukan atau memberikan endorse kepada akun artis dengan jumlah followers yang banyak kadang-kadang juga tidak tepat sasaran. Kita harus mampu memilah-milih orang yang ingin kita berikan endorse, dimana harus memiliki hal yang identik terhadap produk yang kita jual.

Apabila dicermati endorser juga memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan bidang yang mereka geluti atau sukai. Kenali siapa yang ingin kita berika endorse, sesuai atau tidak, apakah dia bisa memahami produk kita jika dilibatkan dalam suatu promosi, apakah followersnya sesuai juga dengan jenis produk yang kita jual.

9. Tidak menggunakan fitur promosi berbayar

Fitur promosi berbayar membuat pengguna Instagram menjangkau lebih luas, tidak hanya terbatas kepada followers account kamu saja (Launchpresso/Unsplash)

Fitur promosi berbayar seringkali dilupakan. Jika kita memahami manfaatnya, fitur ini justru bisa menolong kita untuk memasarkan suatu produk lebih spesifik lagi. Fitur ini berpeluang agar kita mendapatkan keuntungan karena mampu menjangkau audience lebih jauh.

Cobalah menggunakan fitur promosi berbayar yang ada pada Instagram dan Facebook agar promosi bisa lebih maksimal.

10. Jangan selalu jualan

Sisispkan beragam konten menarik agar konsumen merasa nyaman (Markus/Unsplash)

Jangan jadikan media sosial selalu untuk berjualan, masih ada hal penting lainnya yang harus diperhatikan. Jalinlah hubungan baik dengan konsumen maupun calon konsumen. Sisipkan konten yang menghibur, yang mengedukasi serta informatif soal bisnis yang kita jalani.

Dengan begitu konsumen akan merasa nyaman berada di akun bisnis kita, jadikan juga media sosial sebagai tempat bersosialisasi antara penjual dengan pembeli agar para calon konsumen dan konsumen tercipta kepercayaan terhadap bisnis kita.

Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!