SHARE
Home > News > Features > Mengenal Gangguan Kesehatan Mental OCD yang Diderita Sejumlah Selebritis

Mengenal Gangguan Kesehatan Mental OCD yang Diderita Sejumlah Selebritis

13 February 2022 15:45 WIB Kesehatan

Sejumlah selebritis Tanah Air mengaku sebagai pengidap penyakit mental obsessive compulsive disorder (OCD). Beberapa dari mereka adalah nama-nama yang tidak asing lagi seperti Aliando Syarief, Rina Nose, Olla Ramlan, Prilly Latuconsina, dan Afgan.

Hal itu mengundang perhatian masyarakat. Tidak sedikit dari mereka mulai mencari tahu apa gangguan kesehatan mental OCD. Melansir laman International OCD Foundation, OCD adalah gangguan kesehatan mental yang membuat seseorang terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi.

Biasanya obsesi ditandai dengan pikiran dan dorongan yang tidak diinginkan serta mengganggu para penderitanya. Hal ini kemudian memicu perasaan resah dan tidak nyaman. Demi menghilangkan atau mengurangi obsesi tersebut, seseorang biasanya akan melakukan sesuatu. Perilaku ini disebut sebagai kompulsi.

OCD membuat para penderitanya memiliki perasaan mengganjal terhadap sesuatu. (Foto/Istimewa)

Meski demikian, tidak semua orang bisa didiagnosis mengidap OCD dengan mengalami siklus tersebut. Salah satu indikasi lain dari gangguan kesehatan mental ini adalah siklus obsesi-kompulsi berlangsung secara ekstrem dan berulang-ulang sehingga mengganggu aktivitas sosial, seperti bekerja.

Baca Juga : Mengenal Penyakit Anxiety Disorder, Jenis, Gejala dan Penyebabnya

Faktor pemicu atau trigger OCD sebenarnya bermacam-macam. Namun, pemicu umum yang sering dialami seseorang berkaitan dengan keteraturan dan kebersihan atau higienitas.

Melansir dari laman Kompas, sebagai contoh, seperti yang dialami oleh Aliando. Ia mengaku memiliki kebiasaan menata sampah dengan rapi sebelum dibuang. Jika tidak ditata, ia merasakan ketidaktenangan. Selain kebiasaan itu, Aliando juga memiliki simtom OCD lain, seperti menyusun kulit kuaci, mengulang-ulang lagu, dan mengepalkan tangan hingga perasannya tenang.

OCD memiliki sejumlah faktor risiko. Pertama, gangguan zat kimia pada otak dan riwayat keluarga dengan gangguan OCD. Kedua, trauma terhadap sesuatu hal. Ketiga, memiliki gangguan kesehatan mental lain.

Cara berpikir pengidap OCD seperti membuat rumit hal yang sederhana. (Foto/Istimewa)

Namun ada OCD yang tidak dapat disembuhkan seratus persen. Meski demikian, penyintas OCD bisa menjalani dua terapi utama, yakni psikoterapi dan medikasi, agar bisa mengurangi siklus obsesi-kompulsi.

1. Psikoterapi

Jenis psikoterapi yang dianggap paling efektif untuk penyakit OCD adalah cognitive behavioral therapy atau CBT. Terapi ini menerapkan metode exposure and response prevention (ERP). Selama menjalani terapi dengan metode ERP, pasien akan sengaja dipaparkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan obsesi pasien tersebut secara bertahap agar dapat terbiasa.

Baca Juga : Jangan Kalah Sama Perasaan Homesick, Lakukan Hal ini Biar Tetap Waras

Sebagai contoh, jika pasien memiliki obsesi menata sampah sebelum dibuang, ia kan diminta terapis untuk membuang sampah secara langsung tanpa perlu ditata rapi. Hal ini dilakukan secara bertahap dan dipantau oleh terapis untuk bisa mengetahui cara sehat menghadapi ketakutan dan kecemasan terhadap obsesi. Adapun ERP dapat dilakukan secara perorangan, berkelompok, atau bersama keluarga.

2. Medikasi

Selain psikoterapi, penyintas OCD bisa melakukan terapi medikasi. Terapi ini dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan oleh psikiater. Terapi ini harus dijalani sesuai dengan anjuran dan pengamatan psikiater.

Patut diingat, kamu tidak boleh melakukan diagnosis sendiri atau self-diagnosis untuk menentukan diri sendiri mengidap OCD, apalagi melakukan terapi medikasi secara mandiri. Pihak yang berkewenangan menentukan seseorang mengidap OCD adalah psikiater atau psikolog.

Baca Juga : Ada Aplikasi Kesehatan Untuk Menjaga Mental

Apabila kamu yang mulai merasakan gejala-gejala OCD, sebaiknya lakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mengetahui penyakit gangguan mental tersebut secara lebih lanjut dan dapat memperoleh penanganan yang tepat sebelum terlambat.


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Mengenal Gangguan Kesehatan Mental OCD yang Diderita Sejumlah Selebritis

Mengenal Gangguan Kesehatan Mental OCD yang Diderita Sejumlah Selebritis

13 February 2022 15:45 WIB
Kesehatan

Sejumlah selebritis Tanah Air mengaku sebagai pengidap penyakit mental obsessive compulsive disorder (OCD). Beberapa dari mereka adalah nama-nama yang tidak asing lagi seperti Aliando Syarief, Rina Nose, Olla Ramlan, Prilly Latuconsina, dan Afgan.

Hal itu mengundang perhatian masyarakat. Tidak sedikit dari mereka mulai mencari tahu apa gangguan kesehatan mental OCD. Melansir laman International OCD Foundation, OCD adalah gangguan kesehatan mental yang membuat seseorang terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi.

Biasanya obsesi ditandai dengan pikiran dan dorongan yang tidak diinginkan serta mengganggu para penderitanya. Hal ini kemudian memicu perasaan resah dan tidak nyaman. Demi menghilangkan atau mengurangi obsesi tersebut, seseorang biasanya akan melakukan sesuatu. Perilaku ini disebut sebagai kompulsi.

OCD membuat para penderitanya memiliki perasaan mengganjal terhadap sesuatu. (Foto/Istimewa)

Meski demikian, tidak semua orang bisa didiagnosis mengidap OCD dengan mengalami siklus tersebut. Salah satu indikasi lain dari gangguan kesehatan mental ini adalah siklus obsesi-kompulsi berlangsung secara ekstrem dan berulang-ulang sehingga mengganggu aktivitas sosial, seperti bekerja.

Baca Juga : Mengenal Penyakit Anxiety Disorder, Jenis, Gejala dan Penyebabnya

Faktor pemicu atau trigger OCD sebenarnya bermacam-macam. Namun, pemicu umum yang sering dialami seseorang berkaitan dengan keteraturan dan kebersihan atau higienitas.

Melansir dari laman Kompas, sebagai contoh, seperti yang dialami oleh Aliando. Ia mengaku memiliki kebiasaan menata sampah dengan rapi sebelum dibuang. Jika tidak ditata, ia merasakan ketidaktenangan. Selain kebiasaan itu, Aliando juga memiliki simtom OCD lain, seperti menyusun kulit kuaci, mengulang-ulang lagu, dan mengepalkan tangan hingga perasannya tenang.

OCD memiliki sejumlah faktor risiko. Pertama, gangguan zat kimia pada otak dan riwayat keluarga dengan gangguan OCD. Kedua, trauma terhadap sesuatu hal. Ketiga, memiliki gangguan kesehatan mental lain.

Cara berpikir pengidap OCD seperti membuat rumit hal yang sederhana. (Foto/Istimewa)

Namun ada OCD yang tidak dapat disembuhkan seratus persen. Meski demikian, penyintas OCD bisa menjalani dua terapi utama, yakni psikoterapi dan medikasi, agar bisa mengurangi siklus obsesi-kompulsi.

1. Psikoterapi

Jenis psikoterapi yang dianggap paling efektif untuk penyakit OCD adalah cognitive behavioral therapy atau CBT. Terapi ini menerapkan metode exposure and response prevention (ERP). Selama menjalani terapi dengan metode ERP, pasien akan sengaja dipaparkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan obsesi pasien tersebut secara bertahap agar dapat terbiasa.

Baca Juga : Jangan Kalah Sama Perasaan Homesick, Lakukan Hal ini Biar Tetap Waras

Sebagai contoh, jika pasien memiliki obsesi menata sampah sebelum dibuang, ia kan diminta terapis untuk membuang sampah secara langsung tanpa perlu ditata rapi. Hal ini dilakukan secara bertahap dan dipantau oleh terapis untuk bisa mengetahui cara sehat menghadapi ketakutan dan kecemasan terhadap obsesi. Adapun ERP dapat dilakukan secara perorangan, berkelompok, atau bersama keluarga.

2. Medikasi

Selain psikoterapi, penyintas OCD bisa melakukan terapi medikasi. Terapi ini dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan oleh psikiater. Terapi ini harus dijalani sesuai dengan anjuran dan pengamatan psikiater.

Patut diingat, kamu tidak boleh melakukan diagnosis sendiri atau self-diagnosis untuk menentukan diri sendiri mengidap OCD, apalagi melakukan terapi medikasi secara mandiri. Pihak yang berkewenangan menentukan seseorang mengidap OCD adalah psikiater atau psikolog.

Baca Juga : Ada Aplikasi Kesehatan Untuk Menjaga Mental

Apabila kamu yang mulai merasakan gejala-gejala OCD, sebaiknya lakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mengetahui penyakit gangguan mental tersebut secara lebih lanjut dan dapat memperoleh penanganan yang tepat sebelum terlambat.

Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!