SHARE
Home > News > Features > Menilik Sejarah Cisadane, Sungai “Suci” yang Jadi Ikon Tangerang

Menilik Sejarah Cisadane, Sungai “Suci” yang Jadi Ikon Tangerang

06 September 2018 14:07 WIB Sejarah Tangerang Sejarah Sungai Cisadane

Sungai Cisadane merupakan sungai besar yang melintasi Kota Tangerang. Selama ratusan tahun, pedagang Tionghoa memanfaatkan aliran sungai Cisadane dari pesisir Laut Jawa untuk berlayar masuk ke pedalaman daerah Tangerang. Sebelum disebut Cisadane, sungai ini dulunya bernama “Sadane”.

Kata “Sadane” jika diartikan dalam Bahasa Sanskerta berarti “Istana Kerajaan”. Mungkin saja maksudnya adalah Kerajaan Pajajaran dengan Ibukota di Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan yang menganut agama Hindu dan sangat menghormati air sungai dari gunung sebagai wadah untuk membersihkan diri menuju jalan kebijaksanaan.

Photo Sungai Cisadane, Beritasatu

Cisadane dulunya menjadi sungai suci bagi masyarakat Hindu Kerajaan Pajajaran. Aliran Sungai Cisadane berasal dari anak-anak sungai yang berhulu di lereng Gunung Pangrango dan Gunung Salak di Bogor. Dari lereng gunung, aliran Cisadane memasuki wilayah Bogor, lalu melintasi Kota Tangerang, kemudian bermuara di Tanjung Burung, dan membentang ke Laut Jawa. Panjang Sungai Cisadane dari hulu sampai ke hilir, sekitar 126 kilometer.

Dari bagian hulu hingga sampai ke Tangerang, Cisadane memiliki tebing sungai yang terjal dan dalam. Tetapi, selepas Tangerang menuju muara, tebing sungai semakin rendah, dan aliran sungainya mulai melebar. Sesampainya di Tanjung Burung, aliran Sungai Cisadane sangat tenang dan bisa dilayari oleh perahu-perahu nelayan.

Photo Cisadane Tempo Dulu, Gambang Kromong Wordpress

Menurut catatan sejarah dari abad 16, banyak sekali kapal dagang kecil yang memasuki muara Cisadane di pesisir Laut Jawa untuk berlabuh ke Tangerang. Saat itu, daerah Mauk, Kedaung, Sewan, Kampung Melayu, dan Teluk Naga masih berupa rawa-rawa, sehingga muara Cisadane masih dekat Tangerang. Keberadaan Sungai Cisadane di Tangerang sangat penting lho, karena aliran air Cisadane dimanfaatkan sebagai produksi air bersih yang memasok Tangerang.

Photo Festival Cisadane, Inilahbanten.co,id

Selain air bersih, Cisadane juga dimanfaatkan untuk perayaan festival lokal di Tangerang. Festival tersebut adalah Festival Cisadane yang selau ramai dikunjungi setiap acara tersebut diselenggarakan. Jadi, begitulah cerita dan sejarah singkat mengenai Sungai Cisadane yang sangat lekat dengan Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

Yuk, mari kita lestarikan dan rawat Sungai Cisadane dengan sebaik-baiknya!

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Menilik Sejarah Cisadane, Sungai “Suci” yang Jadi Ikon Tangerang

Menilik Sejarah Cisadane, Sungai “Suci” yang Jadi Ikon Tangerang

06 September 2018 14:07 WIB
Sejarah Tangerang Sejarah Sungai Cisadane

Sungai Cisadane merupakan sungai besar yang melintasi Kota Tangerang. Selama ratusan tahun, pedagang Tionghoa memanfaatkan aliran sungai Cisadane dari pesisir Laut Jawa untuk berlayar masuk ke pedalaman daerah Tangerang. Sebelum disebut Cisadane, sungai ini dulunya bernama “Sadane”.

Kata “Sadane” jika diartikan dalam Bahasa Sanskerta berarti “Istana Kerajaan”. Mungkin saja maksudnya adalah Kerajaan Pajajaran dengan Ibukota di Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan yang menganut agama Hindu dan sangat menghormati air sungai dari gunung sebagai wadah untuk membersihkan diri menuju jalan kebijaksanaan.

Photo Sungai Cisadane, Beritasatu

Cisadane dulunya menjadi sungai suci bagi masyarakat Hindu Kerajaan Pajajaran. Aliran Sungai Cisadane berasal dari anak-anak sungai yang berhulu di lereng Gunung Pangrango dan Gunung Salak di Bogor. Dari lereng gunung, aliran Cisadane memasuki wilayah Bogor, lalu melintasi Kota Tangerang, kemudian bermuara di Tanjung Burung, dan membentang ke Laut Jawa. Panjang Sungai Cisadane dari hulu sampai ke hilir, sekitar 126 kilometer.

Dari bagian hulu hingga sampai ke Tangerang, Cisadane memiliki tebing sungai yang terjal dan dalam. Tetapi, selepas Tangerang menuju muara, tebing sungai semakin rendah, dan aliran sungainya mulai melebar. Sesampainya di Tanjung Burung, aliran Sungai Cisadane sangat tenang dan bisa dilayari oleh perahu-perahu nelayan.

Photo Cisadane Tempo Dulu, Gambang Kromong Wordpress

Menurut catatan sejarah dari abad 16, banyak sekali kapal dagang kecil yang memasuki muara Cisadane di pesisir Laut Jawa untuk berlabuh ke Tangerang. Saat itu, daerah Mauk, Kedaung, Sewan, Kampung Melayu, dan Teluk Naga masih berupa rawa-rawa, sehingga muara Cisadane masih dekat Tangerang. Keberadaan Sungai Cisadane di Tangerang sangat penting lho, karena aliran air Cisadane dimanfaatkan sebagai produksi air bersih yang memasok Tangerang.

Photo Festival Cisadane, Inilahbanten.co,id

Selain air bersih, Cisadane juga dimanfaatkan untuk perayaan festival lokal di Tangerang. Festival tersebut adalah Festival Cisadane yang selau ramai dikunjungi setiap acara tersebut diselenggarakan. Jadi, begitulah cerita dan sejarah singkat mengenai Sungai Cisadane yang sangat lekat dengan Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

Yuk, mari kita lestarikan dan rawat Sungai Cisadane dengan sebaik-baiknya!

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Glory Petshop - Alam Sutera

, Tangerang, Banten, 15143

Buka pukul 09:30 - 21:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!