SHARE
Home > News > Community > Museum MACAN Gelar Pameran Bertajuk "Chiharu Shiota: The Soul Trembles"
Museum MACAN Gelar Pameran Bertajuk "Chiharu Shiota: The Soul Trembles"

Museum MACAN Gelar Pameran Bertajuk "Chiharu Shiota: The Soul Trembles"

28 November 2022 15:59 WIB Merahputih Seni Pameran Museum Macan

Museum MACAN menggelar pameran bertajuk “Chiharu Shiota: The Soul Trembles". Pameran tersebut dibuka sejak 26 November 2022 hingga 30 April 2023 mendatang.

Chiharu Shiota merupakan seniman asal Jepang yang kini tinggal di Berlin, Jerman. Ia sendiri dikenal melalui karya-karya seni instalasinya yang menggunakan material benang. Kendati begitu, perjalanan artistik Shiota sebenarnya berawal dari lukisan.

Baca juga: 7 Museum di Banten yang Wajib Dikunjungi, Biar Makin Pintar!

Mengutip dari berbagai sumber, karya pertama Shiota adalah lukisan Butterfly on the Sunflower, yang dibuat saat ia berusia lima tahun pada 1977 silam. Lukisan tersebut dipajang di dinding ruangan kedua di lokasi pameran.

"Karya ini dibuat pada saat usia Shiota baru lima tahun. Ia lebih dulu bisa menggambar, sebelum bisa menulis," ujar Asisten Kurator Museum MACAN Asri Winata, dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/11).

Pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles berlangsung hingga 30 April 2023
Pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles berlangsung hingga 30 April 2023. Foto: Instagram/@museummacan

Karya itu menggambarkan bunga kuning dan kupu-kupu jingga, kemudian menggunakan media cat air di atas kanvas berukuran 54x30 cm. Di bawah lukisan pertamanya, terdapat potret Shiota kecil yang sedang duduk memegang kuas.

Asri melanjutkan, selama beberapa tahun Shiota masih terus melukis. Adapun lukisan terakhir yang ia buat sebelum benar-benar meninggalkan dunia lukisan untuk berpindah ke seni instalasi, performance, dan lainnya adalah lukisan berjudul Untitled pada 1992. Lukisan dengan objek abstrak ini dilukis menggunakan cat minyak di atas kanvas berukuran 166x134 cm.

Alasan Shiota Meninggalkan Dunia Lukis

Uncertain Journey (2016/2019) karya Shiota
Uncertain Journey (2016/2019) karya Shiota. Foto: Mori Art Museum

Saat Shiota masih menjadi mahasiswa tahun pertama di Kyoto Seika University, Jepang, ia merasa dirinya seperti kehilangan minat terhadap seni lukis. Sang seniman ingin lebih mengekspresikan isi dari karya-karya seni yang ia buat dalam lukisan, sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti melukis.

"Tahun 1992, ia (Shiota) seperti kehilangan passion pada seni lukis. Ia merasa lukisan hanya tentang permukaan, ia ingin bisa mengekspresikan isi dari seni tersebut," ujar Asri.

Setelah cukup lama berhenti melukis, Shiota bermimpi dirinya masuk ke dalam lukisan. Saat itu, ia masih berada di universitas dan menempuh pendidikan di Australia dalam program pertukaran pelajar.

Saat ia bangun dari tidur, Shiota memutuskan untuk menjadikan dirinya sebagai sebuah lukisan, yakni dengan membaluri tubuhnya menggunakan cat enamel berwarna merah serta membalut dirinya dengan kanvas.

Bagi Shiota, hal itu merupakan sebuah tindakan pembebasan karya seni pertamanya yang bukan seni halus dan dipoles, melainkan ekspresi tubuh yang utuh. Performance itu kemudian diberi nama Becoming Painting.

Baca juga: Menilik Sejarah Denim di Pameran Wall of Fades 2022

Shiota Merambah ke Dunia Seni Lainnya
Shiota menampilkan berbagai karyanya yang terinspirasi dari pengalaman pribadi
Shiota menampilkan berbagai karyanya yang terinspirasi dari pengalaman pribadi. Foto: Museum Macan

Pada 1994, Shiota juga menampilkan instalasi performance berjudul "From DNA to DNA" yang diadakan di Kyoto Seika University. Instalasi itu menjadi karya pertamanya yang menggunakan jalinan benang, lalu tergambar hingga saat ini.

Selain karya seni berupa lukisan dan performance, sekitar 100 karya Chiharu Shiota seperti instalasi berskala besar, patung, video, dan desain tata panggung juga digarap oleh sang seniman.

"The Soul Trembles" dikatakan menjadi pameran tunggal terbesar untuk memperkenalkan karya-karya artistik Shiota selama 25 tahun lebih, yang telah dimulai sejak 1990-an.

Pada pameran ini, ia menampilkan berbagai karya yang berangkat dari pengalaman personal. Selain itu, Shiota juga mengeksplorasi gagasan identitas sosial dan budaya, serta tema universal, di antaranya dinding, jendela, batas-batas, kekosongan, dan eksistensi.

Karya-karya Shiota memberikan bentuk pada kesadaran manusia dan pengalaman bersifat non-fisik, sebagai ingatan, pemikiran, ketakutan, mimpi, dan keheningan.

Sebagai informasi, Shiota lahir di Osaka, Jepang, pada 1972. Perempuan ini menempuh pendidikan di Universitas Kyoto Seika untuk belajar melukis pada 1992. Setelah menjalani tahun formatif di Canberra School of Art dari 1993–1994, ia lalu mengabaikan seni lukis untuk mendalami seni performance dan instalasi.

Sejak 1999 silam, Shiota menetap di Berlin, Jerman. Saat ini, ia fokus mengembangkan praktik keseniannya di ranah internasional. (ECN)

Baca juga: Bangunan Tua Bersejarah di Tangerang yang Jadi Saksi Bisu Sejarah

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Community > Museum MACAN Gelar Pameran Bertajuk "Chiharu Shiota: The Soul Trembles"

Museum MACAN Gelar Pameran Bertajuk "Chiharu Shiota: The Soul Trembles"

28 November 2022 15:59 WIB
Merahputih Seni Pameran Museum Macan

Museum MACAN menggelar pameran bertajuk “Chiharu Shiota: The Soul Trembles". Pameran tersebut dibuka sejak 26 November 2022 hingga 30 April 2023 mendatang.

Chiharu Shiota merupakan seniman asal Jepang yang kini tinggal di Berlin, Jerman. Ia sendiri dikenal melalui karya-karya seni instalasinya yang menggunakan material benang. Kendati begitu, perjalanan artistik Shiota sebenarnya berawal dari lukisan.

Baca juga: 7 Museum di Banten yang Wajib Dikunjungi, Biar Makin Pintar!

Mengutip dari berbagai sumber, karya pertama Shiota adalah lukisan Butterfly on the Sunflower, yang dibuat saat ia berusia lima tahun pada 1977 silam. Lukisan tersebut dipajang di dinding ruangan kedua di lokasi pameran.

"Karya ini dibuat pada saat usia Shiota baru lima tahun. Ia lebih dulu bisa menggambar, sebelum bisa menulis," ujar Asisten Kurator Museum MACAN Asri Winata, dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/11).

Pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles berlangsung hingga 30 April 2023
Pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles berlangsung hingga 30 April 2023. Foto: Instagram/@museummacan

Karya itu menggambarkan bunga kuning dan kupu-kupu jingga, kemudian menggunakan media cat air di atas kanvas berukuran 54x30 cm. Di bawah lukisan pertamanya, terdapat potret Shiota kecil yang sedang duduk memegang kuas.

Asri melanjutkan, selama beberapa tahun Shiota masih terus melukis. Adapun lukisan terakhir yang ia buat sebelum benar-benar meninggalkan dunia lukisan untuk berpindah ke seni instalasi, performance, dan lainnya adalah lukisan berjudul Untitled pada 1992. Lukisan dengan objek abstrak ini dilukis menggunakan cat minyak di atas kanvas berukuran 166x134 cm.

Alasan Shiota Meninggalkan Dunia Lukis

Uncertain Journey (2016/2019) karya Shiota
Uncertain Journey (2016/2019) karya Shiota. Foto: Mori Art Museum

Saat Shiota masih menjadi mahasiswa tahun pertama di Kyoto Seika University, Jepang, ia merasa dirinya seperti kehilangan minat terhadap seni lukis. Sang seniman ingin lebih mengekspresikan isi dari karya-karya seni yang ia buat dalam lukisan, sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti melukis.

"Tahun 1992, ia (Shiota) seperti kehilangan passion pada seni lukis. Ia merasa lukisan hanya tentang permukaan, ia ingin bisa mengekspresikan isi dari seni tersebut," ujar Asri.

Setelah cukup lama berhenti melukis, Shiota bermimpi dirinya masuk ke dalam lukisan. Saat itu, ia masih berada di universitas dan menempuh pendidikan di Australia dalam program pertukaran pelajar.

Saat ia bangun dari tidur, Shiota memutuskan untuk menjadikan dirinya sebagai sebuah lukisan, yakni dengan membaluri tubuhnya menggunakan cat enamel berwarna merah serta membalut dirinya dengan kanvas.

Bagi Shiota, hal itu merupakan sebuah tindakan pembebasan karya seni pertamanya yang bukan seni halus dan dipoles, melainkan ekspresi tubuh yang utuh. Performance itu kemudian diberi nama Becoming Painting.

Baca juga: Menilik Sejarah Denim di Pameran Wall of Fades 2022

Shiota Merambah ke Dunia Seni Lainnya
Shiota menampilkan berbagai karyanya yang terinspirasi dari pengalaman pribadi
Shiota menampilkan berbagai karyanya yang terinspirasi dari pengalaman pribadi. Foto: Museum Macan

Pada 1994, Shiota juga menampilkan instalasi performance berjudul "From DNA to DNA" yang diadakan di Kyoto Seika University. Instalasi itu menjadi karya pertamanya yang menggunakan jalinan benang, lalu tergambar hingga saat ini.

Selain karya seni berupa lukisan dan performance, sekitar 100 karya Chiharu Shiota seperti instalasi berskala besar, patung, video, dan desain tata panggung juga digarap oleh sang seniman.

"The Soul Trembles" dikatakan menjadi pameran tunggal terbesar untuk memperkenalkan karya-karya artistik Shiota selama 25 tahun lebih, yang telah dimulai sejak 1990-an.

Pada pameran ini, ia menampilkan berbagai karya yang berangkat dari pengalaman personal. Selain itu, Shiota juga mengeksplorasi gagasan identitas sosial dan budaya, serta tema universal, di antaranya dinding, jendela, batas-batas, kekosongan, dan eksistensi.

Karya-karya Shiota memberikan bentuk pada kesadaran manusia dan pengalaman bersifat non-fisik, sebagai ingatan, pemikiran, ketakutan, mimpi, dan keheningan.

Sebagai informasi, Shiota lahir di Osaka, Jepang, pada 1972. Perempuan ini menempuh pendidikan di Universitas Kyoto Seika untuk belajar melukis pada 1992. Setelah menjalani tahun formatif di Canberra School of Art dari 1993–1994, ia lalu mengabaikan seni lukis untuk mendalami seni performance dan instalasi.

Sejak 1999 silam, Shiota menetap di Berlin, Jerman. Saat ini, ia fokus mengembangkan praktik keseniannya di ranah internasional. (ECN)

Baca juga: Bangunan Tua Bersejarah di Tangerang yang Jadi Saksi Bisu Sejarah

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!