SHARE
Home > News > Features > Pentingnya Black Box Pesawat Terbang

Pentingnya Black Box Pesawat Terbang

02 November 2018 16:55 WIB Features Black Box

Tidak ada yang tahu kapan kita akan terkena bencana. Kecelakaan yang menimpa korban JT610 adalah salah satu contohnya. Dari semua kecelakaan pesawat, Black Box-lah yang menjadi kunci jawaban apa yang terjadi sebenarnya sebelum pesawat dinyatakan hilang kontak.

Lalu apa sebenarnya ‘Black Box’ itu? Perkenalkan David Warren, penemu ARL (flight memory recorder) selaku prototype pertama dari ‘black box’. David terpikir untuk mendesain alat yang bisa merekam percakapan di kokpit. Sayangnya, 5 tahun setelah ini tercipta, barulah dianggap penting di dunia penerbangan.

Inspirasinya untuk membuat alat perekam percakapan di pesawat sebetulnya sudah sejak David kehilangan ayahnya yang tewas tahun 1934 dalam insiden pesawat pertama di Australia. Peristiwa ini dikenal sebagai “Hilangnya Miss Hobart di Selat Bass”. Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Ony Soeryo Wibowo mengatakan, kotak hitam biasanya di tempatkan pada bagian ekor pesawat.

Walau disebut ‘black box’ sebenarnya tidak berwarna hitam melainkan oranye dan bentuknya tidak kotak. “Semua komponen elektronik di pesawat disebut black box dan berwarna hitam. Nah, untuk membedakan mana 2 komponen kotak hitam: FDR (flight Data Recorder) dan CVR (Cockpit Voice Recorder), maka kotak itu berwarna oranye”, jelas Ony pada Kamis (1/11).

FDR merekam data-data seperti kecepatan, ketinggian, kecepatan vertical, hingga penggunaan bahan bakar. CVR mereka pembicaraan pilot atau apapun yang terjadi di kokpit. CVR hanya akan merekam 2 jam dari percakapan di kokpit. CVR dapat merekam interaksi antar awak kabin dan petugas ATC (air traffic control) juga suara-suara di background. FDR dan CVR disebut juga sebagai kotak hitam karena punya filosofi tersendiri.

Hitam identik dengan gelap dan diasosiasikan pada misteri.‎ Itu sebabnya, FDR dan CVR disebut sebagai kotak hitam karena merepresentasikan misteri di balik kecelakaan sebuah pesawat. Kotak hitam berisi pemancar yang bertahan di dalam air.

Pemancar akan mengirimkan sinyal hingga 30 hari atau sebelum batrenya habis. Ini akan sulit ditemukan bila sudah lewat waktunya. Nah sekarang Siders mengerti kan pentingnya “Black Box” pada pesawat? (Febrica Side.id)


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Pentingnya Black Box Pesawat Terbang

Pentingnya Black Box Pesawat Terbang

02 November 2018 16:55 WIB
Features Black Box

Tidak ada yang tahu kapan kita akan terkena bencana. Kecelakaan yang menimpa korban JT610 adalah salah satu contohnya. Dari semua kecelakaan pesawat, Black Box-lah yang menjadi kunci jawaban apa yang terjadi sebenarnya sebelum pesawat dinyatakan hilang kontak.

Lalu apa sebenarnya ‘Black Box’ itu? Perkenalkan David Warren, penemu ARL (flight memory recorder) selaku prototype pertama dari ‘black box’. David terpikir untuk mendesain alat yang bisa merekam percakapan di kokpit. Sayangnya, 5 tahun setelah ini tercipta, barulah dianggap penting di dunia penerbangan.

Inspirasinya untuk membuat alat perekam percakapan di pesawat sebetulnya sudah sejak David kehilangan ayahnya yang tewas tahun 1934 dalam insiden pesawat pertama di Australia. Peristiwa ini dikenal sebagai “Hilangnya Miss Hobart di Selat Bass”. Investigator KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Ony Soeryo Wibowo mengatakan, kotak hitam biasanya di tempatkan pada bagian ekor pesawat.

Walau disebut ‘black box’ sebenarnya tidak berwarna hitam melainkan oranye dan bentuknya tidak kotak. “Semua komponen elektronik di pesawat disebut black box dan berwarna hitam. Nah, untuk membedakan mana 2 komponen kotak hitam: FDR (flight Data Recorder) dan CVR (Cockpit Voice Recorder), maka kotak itu berwarna oranye”, jelas Ony pada Kamis (1/11).

FDR merekam data-data seperti kecepatan, ketinggian, kecepatan vertical, hingga penggunaan bahan bakar. CVR mereka pembicaraan pilot atau apapun yang terjadi di kokpit. CVR hanya akan merekam 2 jam dari percakapan di kokpit. CVR dapat merekam interaksi antar awak kabin dan petugas ATC (air traffic control) juga suara-suara di background. FDR dan CVR disebut juga sebagai kotak hitam karena punya filosofi tersendiri.

Hitam identik dengan gelap dan diasosiasikan pada misteri.‎ Itu sebabnya, FDR dan CVR disebut sebagai kotak hitam karena merepresentasikan misteri di balik kecelakaan sebuah pesawat. Kotak hitam berisi pemancar yang bertahan di dalam air.

Pemancar akan mengirimkan sinyal hingga 30 hari atau sebelum batrenya habis. Ini akan sulit ditemukan bila sudah lewat waktunya. Nah sekarang Siders mengerti kan pentingnya “Black Box” pada pesawat? (Febrica Side.id)

Baru Dibuka

Glory Petshop - Alam Sutera

, Tangerang, Banten, 15143

Buka pukul 09:30 - 21:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!