SHARE
Home > News > News > Tol BSD KM 8 Rentan Banjir, Pakar Berikan Saran Penting

Tol BSD KM 8 Rentan Banjir, Pakar Berikan Saran Penting

25 September 2022 11:48 WIB Akses Tol BSD

Pakar bioteknologi lingkungan dari Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali, memberikan saran agar tol BSD KM 08 tidak lagi tergenang air saat hujan deras. Ada dua hal yang dapat dilakukan oleh pengembang biaya dan pemangku kepentingan.

Seperti diketahui, pada Jumat (23/9) wilayah Tangerang Selatan diguyur hujan. Akibatnya, pada pukul 17.00 WIB Tol KM 08 BSD tergenang air, terpaksa ditutup hingga air surut pada tengah malam.

Awalnya, Firdaus Ali menginformasikan keadaan jalan tol BSD dan KM 08 memotong saluran air. Bahkan, dibuat gorong-gorong di lokasi tersebut.

Kurangnya resapan air membuat tol BSD KM 8 rentan banjir. (Foto: Sindonews)

"Gorong-gorongnya juga cukup besar. Tetapi yang tidak disadari adalah kiri kanan itu perkembangan (Perumahan) sangat pesat. Jadi waktu awal kita bangun pemukiman belum seramai sekarang, daerah resapan masih cukup luas. Tapi kemudian dengan perkembangan pesatnya di sisi kiri dan kanan jalan tol, jumlah air limpahan otomatis akan lebih banyak dibandingkan yang meresap," ucap Firdaus saat dihubungi, Sabtu (25/9/2022).

Kemudian, terjadi hujan ekstrem di kawasan Tangerang Selatan. Kondisi itu membuat debit air tidak cukup banyak dan tidak bisa tertampung.

"Sisi lain kondisi curah hujan belakangan ini sering ekstrim kejadian tanggal 10 September (kebanjiran pertama) dan paling ekstrem itu kemarin hujan dari jam 02.00 WIB sampai jam 04.00 WIB di daerah Tangerang Selatan itu super ekstrem," katanya.

Karena itu, Firdaus menyampaikan pengelola tol perlu menambah pompa air. Sehingga air cepat surut saat muncul genangan.

"Seharusnya BUJT, Badan Usaha Jalan Tol itu mengantisipasi dengan menambah pompa untuk bisa mengurangi," katanya.

Baca Juga: Tol Bintaro-Serpong Langganan Banjir, Ini Penyebabnya

Kemudian, tak kalah penting adalah membangun saluran air dari yang ada saat ini menuju Sungai Cisadane. Saluran air yang ada saat ini, dinilai tidak mampu lagi menampung limpahan air.

"Saya barusan menyarankan untuk mengantisipasi, karena cuaca ekstrem ini akan semakin sering, jadi betul-betul harus disiapkan. Dan saya menyarankan kalau memungkinkan saluran gendong itu diteruskan sampai ke Sungai Cisadane," ucapnya.

"Kalau tidak sampai ke Cisadane, tempat pembuangan yang sekarang ini tidak mampu menampung dan akhirnya balik lagi ke jalan tol," ucapnya.

Namun, pembangunan saluran air perlu ada pembebasan lahan, dan izin dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Tapi, ada cara lain agar tak perlu ada pembebasan lahan.

"Membangun saluran itu harus mendapat izin dari Pemkot Tangsel karena di kiri kanan itu sudah dimiliki oleh pengembang sehingga untuk membangun saluran gendong itu tidak mudah. Solusi lain itu ada, mau tidak mau kemudian menggunakan teknologi CBM canal boring machine, saluran ini dibikin di bawah jalan tol menembus ke Cisadane dan tidak akan perlu terkait dengan pembebasan lahan. Tapi tentunya pertimbangan-pertimbangan ekonomi yang harus dihitung oleh pengelola jalan tol," paparnya.

Baca Juga: Tol Jakarta-Tangerang Diperbaiki, Ini Titik Lokasinya

Selain itu, Firdaus meminta kepada pengembang di kawasan sekitar Tol BSD untuk ikut bertanggung jawab. Karena, merekalah yang membuat area resapan air menjadi berkurang.

"Tanggung jawab juga dari pengembang di kiri kanan. Karena dia mengubah bentang alam, dari dulu kawasan perkebunan perkebunan sekarang jadi perumahan," katanya.


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > News > Tol BSD KM 8 Rentan Banjir, Pakar Berikan Saran Penting

Tol BSD KM 8 Rentan Banjir, Pakar Berikan Saran Penting

25 September 2022 11:48 WIB
Akses Tol BSD

Pakar bioteknologi lingkungan dari Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali, memberikan saran agar tol BSD KM 08 tidak lagi tergenang air saat hujan deras. Ada dua hal yang dapat dilakukan oleh pengembang biaya dan pemangku kepentingan.

Seperti diketahui, pada Jumat (23/9) wilayah Tangerang Selatan diguyur hujan. Akibatnya, pada pukul 17.00 WIB Tol KM 08 BSD tergenang air, terpaksa ditutup hingga air surut pada tengah malam.

Awalnya, Firdaus Ali menginformasikan keadaan jalan tol BSD dan KM 08 memotong saluran air. Bahkan, dibuat gorong-gorong di lokasi tersebut.

Kurangnya resapan air membuat tol BSD KM 8 rentan banjir. (Foto: Sindonews)

"Gorong-gorongnya juga cukup besar. Tetapi yang tidak disadari adalah kiri kanan itu perkembangan (Perumahan) sangat pesat. Jadi waktu awal kita bangun pemukiman belum seramai sekarang, daerah resapan masih cukup luas. Tapi kemudian dengan perkembangan pesatnya di sisi kiri dan kanan jalan tol, jumlah air limpahan otomatis akan lebih banyak dibandingkan yang meresap," ucap Firdaus saat dihubungi, Sabtu (25/9/2022).

Kemudian, terjadi hujan ekstrem di kawasan Tangerang Selatan. Kondisi itu membuat debit air tidak cukup banyak dan tidak bisa tertampung.

"Sisi lain kondisi curah hujan belakangan ini sering ekstrim kejadian tanggal 10 September (kebanjiran pertama) dan paling ekstrem itu kemarin hujan dari jam 02.00 WIB sampai jam 04.00 WIB di daerah Tangerang Selatan itu super ekstrem," katanya.

Karena itu, Firdaus menyampaikan pengelola tol perlu menambah pompa air. Sehingga air cepat surut saat muncul genangan.

"Seharusnya BUJT, Badan Usaha Jalan Tol itu mengantisipasi dengan menambah pompa untuk bisa mengurangi," katanya.

Baca Juga: Tol Bintaro-Serpong Langganan Banjir, Ini Penyebabnya

Kemudian, tak kalah penting adalah membangun saluran air dari yang ada saat ini menuju Sungai Cisadane. Saluran air yang ada saat ini, dinilai tidak mampu lagi menampung limpahan air.

"Saya barusan menyarankan untuk mengantisipasi, karena cuaca ekstrem ini akan semakin sering, jadi betul-betul harus disiapkan. Dan saya menyarankan kalau memungkinkan saluran gendong itu diteruskan sampai ke Sungai Cisadane," ucapnya.

"Kalau tidak sampai ke Cisadane, tempat pembuangan yang sekarang ini tidak mampu menampung dan akhirnya balik lagi ke jalan tol," ucapnya.

Namun, pembangunan saluran air perlu ada pembebasan lahan, dan izin dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Tapi, ada cara lain agar tak perlu ada pembebasan lahan.

"Membangun saluran itu harus mendapat izin dari Pemkot Tangsel karena di kiri kanan itu sudah dimiliki oleh pengembang sehingga untuk membangun saluran gendong itu tidak mudah. Solusi lain itu ada, mau tidak mau kemudian menggunakan teknologi CBM canal boring machine, saluran ini dibikin di bawah jalan tol menembus ke Cisadane dan tidak akan perlu terkait dengan pembebasan lahan. Tapi tentunya pertimbangan-pertimbangan ekonomi yang harus dihitung oleh pengelola jalan tol," paparnya.

Baca Juga: Tol Jakarta-Tangerang Diperbaiki, Ini Titik Lokasinya

Selain itu, Firdaus meminta kepada pengembang di kawasan sekitar Tol BSD untuk ikut bertanggung jawab. Karena, merekalah yang membuat area resapan air menjadi berkurang.

"Tanggung jawab juga dari pengembang di kiri kanan. Karena dia mengubah bentang alam, dari dulu kawasan perkebunan perkebunan sekarang jadi perumahan," katanya.

Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Buka

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!