SHARE
Home > News > News > Youtube Berlakukan Kebijakan Baru, Kreator Konten Anak Akan Sulit Dapat Adsense

Youtube Berlakukan Kebijakan Baru, Kreator Konten Anak Akan Sulit Dapat Adsense

31 October 2021 17:30 WIB Merahputih Youtube

YouTube mulai memperketat kebijakannya bagi para kreator yang memembuat konten anak dan keluarga. Platform video streaming terbesar ini menegaskan bahwa channel berisi konten anak-anak harus mematuhi kebijakan sesusai dengan aturan, jika kreator ingin tetap mendapatkan adsense.

Suspension atau penangguhan akan diberikan oleh pihak YouTube dari program YouTube Partner Program (YPP) jika channel melanggar aturan. Penangguhan akan berdampak pada penghasilan adsense dari setiap video yang dibuat oleh kreator.

Seorang anak berusia 9 tahun bernama Ryan Kaji memiliki penghasilan Rp420 miliar dalam setahun melalui konten Youtube. (Foto/Tubefilter)

“Kami berkomitmen untuk membantu pembuat konten untuk anak-anak dan keluarga agar berhasil di YouTube. Membuat konten untuk anak-anak adalah peluang yang menarik, tetapi kami ingin memastikan pembuat konten untuk mengetahui pedoman untuk video yang menjangkau pemirsa muda yang mudah terpengaruh,” tulis YouTube.

Adapun aspek-aspek perbedaan yang dinilai konten video anak dan keluarga dari yang kualitas tinggi dan rendah. Jika konten dibuat selaras dengan prinsip kualitas tinggi, maka keuntungan akan lebih banyak, mulai dari exposure hingga adsense.

Video YouTube anak kualitas tinggi

1. Terdapat unsur menginspirasi, ini termasuk konten untuk mendorong pemikiran kritis, berisi diskusi ide-ide baru, dan penemuan eksplorasi dunia. Konten harus sesuai usia dan dirancang bagi penonton muda.

2. Berisi interaksi dengan dunia nyata, merupakan gambaran pelajaran hidup dan karakter yang kuat, agar membangun ketrampilan emosional, pemikiran independen, dan pemecahan masalah.

3. Menghadirkan unsur menjadi orang lebih baik, mencakup konten yang menunjukkan rasa hormat, perilaku baik, dan kebiasaan hidup sehat. Seperti konten kebersihan diri mulai dari menyikat gigi, menjaga kesehatan, atau makanan sehat.

4. Unsur kreativitas, imajinasi, dan permainan. Ini berisi konten rangsangan akan pikiran atau imajinatif yang membuat anak-anak terlibat dengan sesuatu yang bermakna. Seperti mendongeng, bernyanyi, aktivitas kerajinan, dan lainnya.

5. Adanya kesetaraan, inklusi, dan keanekaragaman. Konten yang mendorong beragam perspektif, mewakili berbagai ras, agama, jenis kelamin, dan usia.

Video YouTube anak kualitas rendah

1. Berisi unsur sensasional atau sesat, diantaranya konten yang berlebihan, aneh, dan opini.

2. Penggunaan karakter anak-anak yang aneh, konten berisi karakter anak-anak populer, seperti animasi dalam situasi yang menyenangkan.

3. Unsur menghalangi pemahaman. Konten yang tidak bisa dipahami, seperti visual yang tidak jelas dan audio yang tidak terdengar.

4. Unsur menipu, contohnya mengklaim memiliki nilai pendidikan dari judul atau thumbnail, yang jika dibuktikan tidak ada penjelasan yang relevan dengan anak-anak.

5. Mendorong perilaku negatif, lebih banyak aktivitas berbahaya, penindasan, dan kekerasan pada orang lain.

6. Fokus pada promosi, yaitu konten yang bertujuan pada pembelian atau promosi merek dan logo seperti makanan dan mainan. (KL)

Sumber : Tirto, The Verge


Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > News > Youtube Berlakukan Kebijakan Baru, Kreator Konten Anak Akan Sulit Dapat Adsense

Youtube Berlakukan Kebijakan Baru, Kreator Konten Anak Akan Sulit Dapat Adsense

31 October 2021 17:30 WIB
Merahputih Youtube

YouTube mulai memperketat kebijakannya bagi para kreator yang memembuat konten anak dan keluarga. Platform video streaming terbesar ini menegaskan bahwa channel berisi konten anak-anak harus mematuhi kebijakan sesusai dengan aturan, jika kreator ingin tetap mendapatkan adsense.

Suspension atau penangguhan akan diberikan oleh pihak YouTube dari program YouTube Partner Program (YPP) jika channel melanggar aturan. Penangguhan akan berdampak pada penghasilan adsense dari setiap video yang dibuat oleh kreator.

Seorang anak berusia 9 tahun bernama Ryan Kaji memiliki penghasilan Rp420 miliar dalam setahun melalui konten Youtube. (Foto/Tubefilter)

“Kami berkomitmen untuk membantu pembuat konten untuk anak-anak dan keluarga agar berhasil di YouTube. Membuat konten untuk anak-anak adalah peluang yang menarik, tetapi kami ingin memastikan pembuat konten untuk mengetahui pedoman untuk video yang menjangkau pemirsa muda yang mudah terpengaruh,” tulis YouTube.

Adapun aspek-aspek perbedaan yang dinilai konten video anak dan keluarga dari yang kualitas tinggi dan rendah. Jika konten dibuat selaras dengan prinsip kualitas tinggi, maka keuntungan akan lebih banyak, mulai dari exposure hingga adsense.

Video YouTube anak kualitas tinggi

1. Terdapat unsur menginspirasi, ini termasuk konten untuk mendorong pemikiran kritis, berisi diskusi ide-ide baru, dan penemuan eksplorasi dunia. Konten harus sesuai usia dan dirancang bagi penonton muda.

2. Berisi interaksi dengan dunia nyata, merupakan gambaran pelajaran hidup dan karakter yang kuat, agar membangun ketrampilan emosional, pemikiran independen, dan pemecahan masalah.

3. Menghadirkan unsur menjadi orang lebih baik, mencakup konten yang menunjukkan rasa hormat, perilaku baik, dan kebiasaan hidup sehat. Seperti konten kebersihan diri mulai dari menyikat gigi, menjaga kesehatan, atau makanan sehat.

4. Unsur kreativitas, imajinasi, dan permainan. Ini berisi konten rangsangan akan pikiran atau imajinatif yang membuat anak-anak terlibat dengan sesuatu yang bermakna. Seperti mendongeng, bernyanyi, aktivitas kerajinan, dan lainnya.

5. Adanya kesetaraan, inklusi, dan keanekaragaman. Konten yang mendorong beragam perspektif, mewakili berbagai ras, agama, jenis kelamin, dan usia.

Video YouTube anak kualitas rendah

1. Berisi unsur sensasional atau sesat, diantaranya konten yang berlebihan, aneh, dan opini.

2. Penggunaan karakter anak-anak yang aneh, konten berisi karakter anak-anak populer, seperti animasi dalam situasi yang menyenangkan.

3. Unsur menghalangi pemahaman. Konten yang tidak bisa dipahami, seperti visual yang tidak jelas dan audio yang tidak terdengar.

4. Unsur menipu, contohnya mengklaim memiliki nilai pendidikan dari judul atau thumbnail, yang jika dibuktikan tidak ada penjelasan yang relevan dengan anak-anak.

5. Mendorong perilaku negatif, lebih banyak aktivitas berbahaya, penindasan, dan kekerasan pada orang lain.

6. Fokus pada promosi, yaitu konten yang bertujuan pada pembelian atau promosi merek dan logo seperti makanan dan mainan. (KL)

Sumber : Tirto, The Verge

Baru Dibuka

Glory Petshop - Alam Sutera

, Tangerang, Banten, 15143

Buka pukul 09:30 - 21:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!